Cara pengendalian hama penggerek buah kopi? Hama penggerek buah kopi (PBKo) merupakan hama yang serius bagi tanaman kopi. Hama ini berupa Hypothenemus hampei (Coleoptera, Scolytidae), yakni serangga berukuran 1,3-2 mm yang menyerang buah kopi sehingga mutunya menurun.
Hypothenemus hampei adalah serangga berupa kumbang kecil berukuran 1,3-2 mm yang termasuk dalam ordo Coleoptera dengan famili Scotylidae. Sekali bertelur, serangga ini mampu mengeluarkan sebanyak 50-60 butir. Telur tersebut akan berkembang menjadi larva setelah 5 hingga 9 hari. Berikutnya larva akan hidup selama 10 sampai 26 hari sebelum berkembang menjadi pupa. Masa prapupa serangga ini sekitar 2 hari dengan waktu pupa selama 4-9 hari.
Jadi total waktu yang dibutuhkan oleh Hypothenemus hampei untuk berubah dari telur menjadi kumbang ialah 25-35 hari. Sedangkan usia hidup maksimum serangga ini yaitu 103 hari untuk pejantan dan 156 hari untuk betinanya. Yang menarik, kumbang jantan sama sekali tidak bisa terbang, sementara kumbang betina akan keluar terbang dengan kemampuan 350 meter pada sore hari.
Gejala Penyerangan
Hama penggerek buah kopi menyerang tanaman dengan membuat lubang pada sekitar diskus. Buah kopi yang masih muda dan terkena serangan ini akan berguguran. Sedangkan buah kopi tua yang terserang menyebabkan timbulnya cacat sehingga kualitasnya menurun.
Berlainan dengan nematoda parasit Serangan ini juga bisa mengakibatkan buah kopi yang terserang tidak dapat berkembang sehingga busuk dan gugur yang mencapai 7-14 persen. Sementara kerusakan pada buah kopi tua mencapai hingga 30-80 persen. Serangan ini umumnya dilakukan oleh kumbang betina yang meletakkan telur-telur di dalam buah kopi.
Metode Pengendalian
Untuk mengendalikan hama penggerek buah kopi bisa dilakukan dengan berbagai metode yang jitu. Di antaranya adalah :
1. Pengendalian dengan Kultur Teknis
Pengendalian hama penggerek melalui kultur teknis dapat dilakukan dengan metode petik bubuk, lelesan, dan racutan. Petik bubuk adalah pemetikan awal buah kopi yang terserang maupun normal yang dilakukan pada 15-30 hari sebelum panen raya. Pemetikan ini juga dimaksudkan untuk menghilangkan hama sehingga perlu wadah tertutup agar serangga yang terbawa tidak terbang keluar lagi. Dikenal pula lelesan yaitu pengambilan buah kopi yang jatuh ke tanah agar tidak menjadi sarang hama. Lelesan dikerjakan setelah putaran petik panen rampung. Sedangkan racutan atau rempesan yakni pemetikan massal yang dilakukan pada buah kopi yang berukuran 5 mm atau lebih, dan masih tertinggal di pohon sehabis panen.
2. Pengendalian dengan Mengatur Naungan
Serangga penggerek buah kopi senang hidup di tempat yang memiliki kelembaban tinggi. Maka dari itu diperlukan upaya untuk mengatur naungan supaya kondisi di sekitar tanaman kopi tidak terlalu lembab dan gelap. Pengaturan ini dilakukan dengan memangkas sejumlah bagian atas kopi secukupnya. Pengaturan naungan dilakukan setelah masa panen dan sebelum pemupukan lanjutan.
3. Pengendalian melalui Upaya Fisik
Pengendalian hama melalui fisik dilakukan untuk memusnahkan serangga agar tidak dapat berkembang biak. Prosedurnya yaitu merendam buah kopi yang terkumpul ke dalam air panas. Selanjutnya buah kopi dikupas untuk diambil bijinya. Biji kopi tersebut lantas dijemur selama waktu tertentu untuk mengeringkannya. Sebelum dijual, pastikan kadar air di dalam kopi sekitar 12,5 persen sehingga hama benar-benar tidak mampu hidup.
4. Pemakaian Varietas Unggulan
Kopi dari varietas unggulan memungkinkan buahnya bisa masak secara bersamaan. Dengan kata lain, tidak ada kesempatan bagi hama untuk tumbuh dan berkembang di lahan kopi. Contoh-contoh varietas unggulan kopi arabika yaitu USDA 230731 dan USDA 230762. Sedangkan contoh varietas kopi robusta unggulan antara lain BP42, BP288 dan BP234 untuk dataran rendah, serta BP42, BP358, dan BP409 untuk dataran tinggi. Disarankan pula untuk mengkombinasikan metode ini dengan sanitasi kebun kopi.
5. Pengendalian secara Hayati
Pengendalian hama penggerek buah kopi secara hayati dapat dilakukan dengan memanfaatkan parasitoid Cephalonomi stephanoderis dan jamur patogen (Beauveria bassiana). Dianjurkan juga mengaplikasikan Beauveria bassiana 2,5 kg dalam 3 kali aplikasi di setiap satu periode panen. Sedangkan tidak direkomendasikan mengendalikan hama PBKo secara kimiawi, karena serangga ini bersembunyi di dalam buah, sehingga metode kimia tidak efisien.